Masjid Nabawi, Dinihari

Sehabis solat dan zikir, kita pun bergegas keluar
merebut butir-butir waktu, di antara ada dan tiada
dalam diam syahdu, kita pun menatap
qubah hijau di bawah sayap fajar
Masjid Nabawi, dinihari
terlalu hebat kulihat cahayamu
sejuk dan dingin di bawah payung rahmatmu
Tapi betapa lekas tak terduga
warna subuh menipis langit
meninggalkan jejak malaikat di pelupuk pagi
Ah, waktu tidak menunggu kita di sini
kita pun termangu sebelum sempat berkata
sebelum sempat menghabiskan doa.
Wan A. Rafar
Madinah, 1982
(Saya teringat sajak ini (tersiar dalam Berita Minggu, 13 November 1983) setelah membaca laporan Jiwarasa dalam blognya hari ini. Beliau melahirkan kekagumannya sama dengan saya setelah menatap keindahan Masjid Nabawi.)