Wednesday, November 01, 2006

Telur


TELUR/EGG adalah satu penerbitan sajak secara stensilan yang diusahakan oleh Mansor Ahmad Saman, Latif Kamaluddin dan Latif Mohidin dari USM. Mengikut pengantar editor dalam isu pertama yang ditulis oleh Mansor, "TELUR akan menerbitkan sajak-sajak dalam dua bahasa - Melayu dan Inggeris - dari sesiapa saja yang ingin menulis sajak"

Bagaimana bermulanya cerita penerbitan ini?

"TELUR sebenarnya menetas di kantin 301 bila Latif Kamaluddin dan saya sedang makan tengah hari dan kami berbual tentang drama dan sajak. Kemudiannya, kami mula bercakap-cakap tentang penulisan drama. Lalu kata Latif: Kenapa tidak kita usahakan penulisan sebuah drama bertajuk "Telur"? demikian tulis Mansor.

"Bual punya bual, lama-lama kami bersetuju menerbitkan satu siri penerbitan stensilan bertajuk TELUR. Lantas kami merangkum Latiff Mohidin masuk bersama."

Maka terbitlah TELUR yang pertama pada Oktober, 1978 yang diedarkan percuma. "Selepas ini kami bercadang menjualkan TELUR dengan harga 10 atau 20 sen senaskhah untuk meliputi kos mengeram."

Untuk isu pertama, setebal 15 muka, hanya sajak-sajak Latiff Mohidin (yang dipetik dari kumpulan Sajak-Sajak Pendalaman dalam persediaan), Mansor Ahmad Saman dan Latif Kamaluddin saja diterbitkan. Untuk isu seterusnya diterbitkan juga karya-karya Baha Zain, Sabrihadi, Puzi Hadi dan Abdulaziz HM serta beberapa orang penyair muda lain.

Saya tidak tahu bila TELUR terakhir tergolek keluar. TELUR terakhir yang ada dalam simpanan saya ialah TELUR 10 yang terbit pada Oktober, 1980.

Sebuah sajak saya, "Beberapa Catatan Dalam Gelap dan Pagi" diterbitkan dalam TELUR 3. Saya petik satu rangkap daripadanya:

dia membuka jendela. dia menjemur mimpi
di tali. kemudian ia bercakap-cakap
dengan diri sendiri. alangkah bagusnya
kalau kau tak bersisa
pagi ini.

4 Comments:

Blogger Zaharah said...

"dia membuka jendela. dia menjemur mimpi
di tali. kemudian ia bercakap-cakap
dengan diri sendiri. alangkah bagusnya
kalau kau tak bersisa
pagi ini"

Tidak tahu kenapa, saya memang amat menggemari puisi dari 'orang lama'. Bahasanya kemas, maksudnya indah. Tidak berjela-jela diisi dengan perkataan yg dipaksa-paksa seperti kebanyakan puisi orang muda.

Agaknya, itu adalah anugerah Allah kepada penulis2 versi 70-an dan 80-an. Saya akan merasa tenang dan bahagia apabila menikmatinya.

Terima kasih

12:39 PM  
Blogger Wan A. Rafar said...

Tidak semua puisi "orang lama" baik dan indah.Dan tidak semua puisi "orang muda",jelik dan buruk.
Puisi lahir dari pengalaman puitis seseorang.

Harus diingat puisi saya itu lahir ketika saya masih muda, ketika masih dalam awal 30an. Ketika itu saya banyak membaca puisi-puisi surealistik barat. Dan puisi di atas tidak terlepas dari tempias puisi tersebut.

Terima kasih kerana sudi berkunjung ke blog ini.

11:39 PM  
Blogger DI KULIT BUMI KARYA-MU said...

Salam Sdr,
saya yang mula menulis puisi (tersiar dalam dewan sastera karya pertama april, 1979) pun meminati karya ini. Boleh tak disiarkan sepenuhnya? bahasanya indah dan bersahaja, jujur dan polos.Salam.

12:04 PM  
Blogger Unknown said...

Halo.
Kami adalah Perusahaan Pemberi Pinjaman, kami menawarkan pinjaman ke seluruh dunia untuk mengeposkan Situs Detail Perusahaan kami untuk mereka yang mendapatkan pinjaman dari Perusahaan Kami.
KAMI MENAWARKAN pinjaman @ 2% suku bunga untuk PURPOSES bisnis dan pribadi.APPLY sekarang dengan:
Nama:
Jumlah yang dibutuhkan:
Lamanya:
Negara:
objektif:
Nomor ponsel:
kirimkan surat kepada kami di: christloanfunds@gmail.com

5:53 AM  

Post a Comment

<< Home