SAJAK DARI TIGA KOTA1
JakartaHarian pagi yang kubeli
tak sempat kubaca
aku dikelilingi peniaga asongan
Kutatap Monas dari jauh
yang kulihat adalah
api perjuangan rakyatnya
Sumur kecil di Lubang Buaya
terlalu kejam kurasakan
menelan tujuh pahlawan bangsa
2
Bogor Ini kota hujan, kata Alex
waktu kami tiba
hujan pun turun
dengan lebatnya
Di antara lelap dan jaga
di atas Jagorawi yang panjang
aku terus mengembara
di sudut-sudut kehidupan
Waktu melintasi Bogor, kuingat
di sini pernah bermukim
manusia hotel, yang dengan novel itu
'Aku ziarah terus menerus'
katanya
3
Bandung
Di lereng-lereng bukit
kebun-kebun teh terbentang
bagaikan ombak permaidani
Di antara tikungan tajam
danhutan-hutan pina
aku tercium bau belerang
Di antara kleneng angklong
dan dingin kawah ratu
Tangkuban Perahu mengabur dalam dongeng
Kususuri Jalan Asia-Afrika waktu malam
sejarah lama muncul kembali
tiba-tiba gerimis pun turun
Ini kota kembang, kata orang
di sudut hotel kudapati
sejambak kembang plastik.
WAN A. RAFARFebruari, 1991.
Catatan: Sajak di atas sudah lama terpendam dalam fail saya. Ketika dihubungi oleh seorang kaki tangan pejabat Dr Alias Mohamed, meminta saya menghantar segera esei atau sajak untuk dimuatkan dalam "Jurnal" Persatuan Wartawan Melayu Kelantan yang akan diterbitkan, maka saya segera mencari sajak-sajak saya yang belum diterbitkan. Saya kira sajak ini sesuai, maka saya pilih dan terus menghantarnya. Memang sajak ini disiarkan dalam keluaran sulung "Jurnal" tersebut yang diterbitkan April 2007. Jurnal ini telah dilancarkan oleh Tengku Razaleigh Hamzah dalam satu majlis merai'kan veteran UMNO di Hotel Perdana pada 31 Mac yang lalu.